Tentang Hobyfauzi

Aku hanyalah Manusia biasa yang sangat menyukai Elektronika, Elektronika itu sangat luas Aplikasinya. ilmunya sangat kompleks. dan perkembangannya sangat cepat.

akan tetapi dasarnya tetap Resistor, Capasitor, Diode, Transistor dan turunannya...........
jika kita mengetahui dasarnya dengan baik maka jika ada perkembangan kita akan mudah mengikutinya

Aku tertarik dan belajar Elektronika sejak masih SD, mulai utak-atik saat SMP, dari mulai membuat Spul Speaker sendiri, membuat alat setrum ikan dan rangkaian pertama yang bisa aku buat saat itu adalah Radio Penerima FM.

girang bukan kepalang saat berhasil membuat ini dan itu membuat Aku semakin tertarik akan Elektronika. saat SMU Aku mulai mengenal Teknik Digital, saat itu Aku sering ke Perpustakaan Sekolah untuk mencari buku-buku yang membahas Elektronika, terutama Teknik Digital.

awal ketertarikanku dengan Digital adalah sewaktu menonton iklan di RCTI, ada sebuah stasiun radio FM di bali, namanya aku lupa, mereka beriklan di RCTI, menampilkan sebuah Penerima FM dengan tampilan frekuensi Digital. angka frekuensinya menghitung maju (Scaning) dan ketika sampai disebuah angka yang menunjukkan itu stasium FM dari Bali angka frekuensinya berhenti sendiri. ini sungguh sangat mengganggu pikiranku, bagaimana Tuner FM ini dibuat, kok bisa secanggih itu. padahal penerima FM yang aku buat sebelumnya memiliki penampilan dan operasional yang sangat berbeda. tampilan digital dan LCD begitu sangat menarik perhatianku. mulai dari sinilah aku tertarik lebih jauh bagaimana Tuner FM Digital itu di buat. dan bertemulah dengan buku Tenik DIgital secara tidak sengaja sewaktu aku baca-baca di Perpus Sekolah. buku ini sempat aku pinjam dalam kurun waktu yang lama. buku yang bersamaan aku pinjam waktu itu adalah mengenai Transeiver CB dengan metode PCM. bukunya bagus sekali, mengenai bagaimana membangun Transeiver CB 27 MHz dengan metode PCM. aku sudah lupa pengarangnya siapa. mau cari dimana bukunya juga sudah sangat susah.

Di bangku perkuliahan aku dikenalkan dengan Mikroprosesor dan Mikrokontroler. akan tetapi Mikrokontroler ternyata lebih Populer sampai saat ini. Saat itu telah diajarkan Pemrograman Asembly maupun Basic untuk Mikroprosesor.

Saat ini Mikrokontroler menjadi solusi permasalahan Elektronika Digital yang tepat. sehingga Ciruit menjadi lebih simpel. akan tetapi tidak semuanya harus tergantung pada Mikrokontroler. masih banyak Rangkaian-rangkaian Elektronika Digital maupun Analog yang tidak mengharuskan memakainya dengan alasan tertentu.

Berbagai Modul-modul penting saat ini seperti FM Radio, PLL Chip, Bluethoot, GPS, Sensor-sensor, dan masih banyak lagi telah menggunakan Interface I2C, 1 Wire, 2 Wire, 3 Wire, dan SPI. yang paling populer adalah I2C. maka untuk membangun Sistem diatas mau tidak mau Mikrokontroler mengambil Peranan Utama.

Postingan2 dalam Blog ini masih banyak kekurangannya, masih banyak postingan yang belum sepenuhnya selesai. jadi mohon maaf atas hal diatas. akan tetapi Aku berusaha untuk melengkapinya jika memang ada waktu luang disela-sela Kegiatanku.

LALU SIAPAKAH AKU?
Namaku Ahmad Nur Fauzi, Tinggal Di sebuah Dusun terpencil di wilayah Kecamatan Ngemplak, Sleman Yogyakarta, Indonesia.

Aku pernah melakukan hal yang sangat konyol...membuat Runing Text menggunakan perpaduan IC TTL/CMOS. itu jauh sekali sebelum aku mengenal Mikrokontroler. untuk menyimpan Text aku memakai Memory yang aku susun dari Diode2, bisa dibayangkan betapa buanyaknya Diode.he.... untuk main Cloknya memakai IC 555. untuk efet Runningnya menggunakan IC Binary Counter. sedangkan untuk display aku menggunakan LED 14 segmen. itu proyek Running Text pertamaku yang di pesan oleh seorang teman.

masih terobsesi dengan canggihnya Tuner FM Digital aku harus bisa bagaimana membangun sebuah Tuner FM Digital dengan kemampuan dan pengetahuan yang sangat terbatas.

akhirnya sebuah Ide muncul karena aku mengetahui ternyata ada Tuner FM yang mengganti setasiunya dengan memakai Potensiometer. aku langsung berpikir, pasti tuner ini bisa dikendalikan melalui DAC (Digital to Analog Converter). aku mengetahui DAC dan ADC dari buku Teknik Digital Sebelumnya.....

asal tahu saja aku waktu itu membuat DAC sendiri mengunakan tangga R2R, mau beli DA 0800 ga tahu dimana. he....dan sebagai kendalinya aku memakia IC TTL 74LS193 untuk menghasilkan kode BIner. kode biner ini dihubungkan ke tangga R2R. dan jadilah tegangan Analog yang Linier untuk mengendalikan Tuner FM.he...

yang lebih gokil lagi aku memakai IC 555 yang sangat populer itu sebagai Main Clocknya. untuk Memorinya memakai RAM 7489......benar-benar FM Gokil................

ada sebuah kesempatan dimana waktu itu aku bisa membongkar Tuner FM Digital dari sebuah Tape Mobil. aku lihat sekilas menggunakan IC tunggal dengan jumlah kaki yang banyak. gak tau juga itu IC SMD/SMT. taunya itu IC yang canggih yang khusus dibuat untuk Tuner FM Digital. di bawah LCD tertulis PLL Syntheisizer Tuner. nah.........disinilah kata-kata PLL untuk pertama kalinya aku mengenal, "PLL". jadi konsep Tuner FM yang bahkan sampai aku buat dengan cara konvensional diatas adlah salah kaprah. teknologi yang saya terapkan diatas mengenai tuner FM digital ternyata tidak memakai DAC, akan tetapi PLL.he.....

mencari sana-sini apa itu PLL, bahkan sampai juga tanya pak Dosen yang baik hati dan pintar. eh kok ya jawaban tidak memuaskan..............................................
pada sistem Penerima Televisi ternyata memakai sistem DAC, waktu itu. saat ini sudah PLL semua. akan tetapi Penerima FM ternyata sudah terlebih dahuilu memakai sistem PLL.

main ke gramedia adalah kegemaranku, bahkan hingga kini. aku ubek-ubek buku yang membahas Dunia Digital. bahkan sampai ke pasar Shooping Jogja, berbuku buku ataupun majalah seputar Elektronika. dari buku, tabloid dan majalah itulah aku tahu kalu PLL itu adalah "Phase Locked Loop". apa lagi ini...dalam gumamku.
ada satu Majalah yang mebahas bagaimana membuat sebuah pemancar FM dengan sistem Digital, sepertinya majalah ini masih ada, tapi lupa saya simpan dimana.
dari majalah inilah semua konsep PLL aku ketahui. tidak sempat aku buat PLL dalam majalah tersebut, karena yang ingin aku buat Penerima FM PLL, bukan Pemancar FM PLL. tapi aku sudah tidak penasaran lagi dengan PLL. hore........

sangat sedikit informasi yang membahas bagaimana membuat Tuner FM dengan sistem PLL membuatku mengurungkan niat membuat Tuner FM PLL.

ga lengkap rasanya jika sebagai penghobi elektronika tidak memiliki Transceiver. Transceiver pertamaku adalah Icom IC-2N, seneng banget bisa berkomunikasi dengan teman-teman lewat sinyal Radio. sebelumnya aku biasa berkomunikasi memakai Pemanar FM di jalur frekuensi 88 - 108 MHz. melanggar aturan sih...tapi ya bagaimana lagi. la seneng.

dari Icom IC-2N ini aku penasaran banget bagaimana sistem kerjanya, terlebih pada sisi pengolah frekuensinya. dari Skema hasil Copian Mas Suharjo Sleman yang aku pinjam untuk dikopi lagi, aku pelajari sistemnya, terutama perhitungan frekuensi PLL. dari rangkaian yang ada lebih sederhana ketimbang pemanar FM dengan sistem PLL yang ada di majalah. ini menjadi menarik, lebih sederhana.....

niat membangun Penerima FM PLL berubah menjadi ingin membuat Pemancar FM PLL dengan meniru PLL di Icom IC-2N. dengan menambahkan Presaler pembagi 8 akhirnya jadi juga Pemancar FM PLL T9122 ala 2N....la wong Dialnya juga bisa kepake kok.he...

sudah puas bisa membuat pemancar FM PLL berlanjut ke Penerima FM PLL. dengan cara yang sangat simpel tinggal kita ubah perhitungan frekuensinya, yaitu +10.7 MHz. terus tinggal di colok tuh Local Osilator ke Mixer FM Tuner. selesai. he....

akan tetapi hati belum puas juga. mencoba mencari IC PLL khusus biar lebih simpel. sampai akhirnya berkenalan sama LM7000 yang secara internal dan software sama persis dengan LM7001, dan itupun hasil comotan tape Mobil.

dipadukan dengan Ilmu Pemrograman Mikrokontroler jadilah sebuah PLL Tuner FM Digital dengan layar LCD 16x2 yang benar-benar hasil rancangan Software saya sendiri.

AKU dan MIKROKONTROLER:
bertahun-tahun aku belajar Mikrokontroler. diawali dari Teknik Digital semasa SMU hingga Saat ini masih terus mempelajari, terutama Mikrokontroler-Mikrokontroler selain dari ATMEL (AT89 dan AVR). Mikrokontroler tidak hanya milik Atmel. banyak perusahaan lain yang menciptakan Mikrokontroler. masa-masa kuliah sudah di ajarkan bahasa Asembly dan Basic, bahasa C tidak pernah diajarkan. terutama bahasa Basic, diajarkan begitu mendalam. hingga saat inipun sebagian besar produk yang aku buat menggunakan Bahasa Basic (Bascom-AVR).

akan tetapi bahasa yang paling aku sukai adalah bahasa C, terutama AVRGCC. karena sangat flexible. mungkin karena sifat Open Sourchnya. dan kabar baiknya bahasa C lebih populer. bahkan banyak pengembang lain yang memanfaatkan bahasa C untuk digunakan dalam produknya. misalnya Arduino dan Java. mereka menggunakan dasar bahasa C untuk lingkungan pemrogramannya.

berbagai Buku Mikrokontroler dan Mikroprosesor dari bergagai Penulis dan penerbit aku Beli, berbagai macam Produk berbasis Mikrokontroler telah aku Produksi, termasuk membagi ilmu Mikrokontroler ke orang lain. bahkan membuat Blog ini yang di dalamnya juga membahas Mikrokontroler.

yang paling aneh dan menjengkelkan adalah mikrokontroler Atmega8 jenis DIP, mudah sekali rusak dalam berbagai situasi. aku sudah melupakan Atmega8 jenis DIP. akan tetapi kebalikannya dengan Atmega8 jenis SMD. kuat dan Bandel. bahkan pernah dikasih tegangan 9 volt tidak mati. aku lebih memilih Atmega8 SMD, mekipun untuk memasangnya dibutuhkan kesabaran.

MENYAMPAIAKAN ILMU MEMBUTUHKAN ILMU penyampaian yang ternyata lebih susah dari apa yang mau kita sampaikan. target utamanya audience harus manggut-manggut saat kita menyampaikan sesuatu yang menurut orang awam belum tentu mengetahui. bukan malah membuat audience garuk-garuk kepala padahal tidak gatal. contoh yang paling nyata adalah seorang yang ingin menyampaikan tentang ilmu tentang listrik. sang penyampai ilmu benar-benar harus bisa menyederhanakan dan mampu mengumpamakan dengan kehidupan sehari-hari tentang suatu listrik. sang penyampai harus bisa memberikan penjelasan mengenai sifat, watak, atau perilaku Tegangan, Arus, dan Hambatan dengan contoh yang sangat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. jika sang penyampai gagal membuat audience manggut-manggut bisa dipastikan audiene akan gagal memahami hal-hal berikutnya yang ternyata lebih jauh lebih kompleks.

listrik ini adalah Dasar dari segala dasar perlatan elektronika canggih yang ada sampai saat ini. gagal memahami sifat, watak, atau perilaku Tegangan, Arus, dan Hambatan maka gagal pula memahami peralatan elektronika sederhana, apalagi yang canggih.

menyampaikan suatu ilmu dengan jumlah audiene yang banyak jauh lebih susah daripada kita memberikan ilmu pada satu audience. apalagi dalam suatu pelatihan yang gratis. akan ada saja peserta yang sebenarnya tidak tertarik dengan materi penyampaian, cuma ikut-ikutan dan tidak punya tujuan jelas. mereka hanya memperlambat dan menganggu sang pengajar dan peserta yang benar-benar serius mengikuti dan punya tujuan jelas.

sangat berbeda dengan suatu seminar yang menuntut peserta membayar sejumlah uang yang tidak sedikit. mereka semua mempunyai tujuan jelas, tidak ada peserta yang menganggu peserta lain. ini akan membuat sang Master akan tambah semangat menyampaikan ilmunya.

yang paling parah menurut saya adalah menyampaikan ilmu kepada adik-adik siswa sekolah. terutama SMU, terutama lagi SMK. dari semua siswa yang mempunyai tujuan dan target jelas saya yakin tidak akan ada separuhnya. sisanya bisa dikatakan salah memilih minat. atau di paksa orang tuanya memilih yang bukan merupakan pilihan anaknya. yang lebih parah lagi sang penyampai ilmu yang seharusnya melaksanakan tugasnya dengan baik tidak memperdulikan situasi dalam kelas yang seharusnya menjadi tempat belajar yang menyenangkan. misalnya dengan membiarkan siswa lain berbicara dengan teman satu bangku tanpa memperdulikan sang penyampai ilmu. mengetahui seperti ini seharusnya sang penyampai ilmu segera menegur dengan kalimat yang mendalam dengan target siswa luluh dan sadar sesadar sadarnya. yang lebih Edan siswa malah tidak terima bahkan menantang sang GURU. seharusnya Guru di beri perlindungan hukum yang lebih jelas, misalnya di bawah kepolisian langsung. sehingga menantang Guru yang terjun polisi. ini akan benar-benar mengerem sifat liar siswa yang seharusnya belajar dengan sungguh-sungguh. bukan malah menjadikan lingkungan sekolah sebagai sarana menyombongkan diri.

sebel banget rasanya kita sebagai orang yang lebih dulu tahu dan diberi mandat untuk menyebarkan informasi kepada yang lain, ada juga yang mengganggu. pingin rasanya lepas sepatu dan lempar ke muka itu orang. akan tetapi Rem Hati ini masih berfungsi, sehingga itu tidak terjadi. karena kalu terjadipun malah akan menambah masalah..

pendekatan yang paling bagus menghadapi masalah diatas adalah mengenal siswa lebih dekat lagi, sering mengajak ngobrol diluar jam, menganggap siswa sebagai sahabat, anak sendiri. dekati terus siswa yang paling ekstrim sekalipun, dekati dengan penuh kasih sayang yang tidak dibuat-buat. ini akan membuat mereka luluh dan akan menghormati kita sebagai orang yang lebih tua. bukannya takut karena kita melakukan ancaman, karena ancaman sebenarnya adalah teror, dan seorang peneror bisa dikatakan terorris. he.....

sekian dulu curhatan saya antara orang tua dan anak muda. he.....